Sistem pernafasan
Mengubah bentuk toraks namun tidak mengurangi
kapasitas paru. Frekuensi respirasi meningkat untuk dapat lebih banyak oksigen
yang diperlukan, keadaan ini menimbulkan sedikit hiperventilasi (Farrer,2001).
Adaptasi ventilasi dan structural selama masa hamil
bertujuan untuk menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu
meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan
satu cara untuk membuang karbon dioksida.
Peningkatan kadar esterogen menyebabkan ligament pada
kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karna rahim
membesar, panjang paru-paru berkurang. Diameter transversal kerang katoraks
meningkat sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5-7cm. Kerangka iga
bagian bawah nampak melebar. Setelah melahirkan, rongga dada mungkin tidak
kembali kekeadaan sebelum hamil.Tingkat diafragma naik 4 cm selama kehamilan,
sudut subcostal melebar cukup besar karna diameter transversal rongga thoraks
bertambah sekitar 2 cm. Lingkar torak bertambah sekitar 6 cm tetapi tidak cukup
untuk mencegah turunnya volume residual udara di paru-paru yang diciptakan oleh
naiknya diafragma (Cunningham 1995).
Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respon
terhadap peningkatan kadar esterogen, juga terjadi pada traktus pernafasan
atas. Karna kapiler membesar terbentuklah edema dan iperemi di hidung, laring,
faring, trakea, dan bronkus. Kongesti didalam jaringan traktus respiratorius
menyebabkan timbulnya beberapa kondisiumum yang terlihat selama masa hamil.
Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada sinus, hidung berdarah (epistaksis),
perubahan suara, dan respon speradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi
pernafasan bagian atas yang ringan sekalipun. Wanita hamil bernafas lebih dalam
(meningkatkan volume tidal, volume gas bergerak masuk atau keluar traktus
respiratorius pada setiap tarikan nafas), Tetapi frekuensi nafasnya sedikit
meningkat (kira-kira dua kali bernafas dalam satu menit). Peningkatan volume
tidal pernafasan, yang berhubungan dengan frekuensinafas normal, menyebabkan
peningkatan volume nafas satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume nafas satu
menit disebut hiperventilasi kehamilan, yang
menyebabkan konsentrasi di alveoli menurun. Peningkatan kadar progesterone
tampaknya menyebabkan hyperventilasi terjadi pada pria yang di beri
progesterone.
Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan
menyebabkan penurunan ambang karbondioksida. Progesteron danesterogen diduga
menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbondioksida.
Selain itu, kesadaran wanita hamil akan kebutuhan nafas meningkat. Beberapa
wanita mengeluh dispnea saat istirahat.
Walaupun
fungsi paru tidak terganggu oleh kehamilan, penyakit traktus pernafasan dapat
menjadi lebih berat selama masa hamil. Salah satu factor yang penting adalah
kebutuhan oksigen.
Pengendalian dan
pengaturan pernapasan dilakukan sistem persyarafan, mekanisme kimia dan
mekanisme non kimia.
2.2 Pengendalian pernapasan oleh
sistem persarafan
Pengaturan
pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks serebri, medulla oblongata
dan pons.
2.2.1 Korteks serebri
Korteks serebri berperan dalam
pengaturan pernapasan yang bersifat volunter, sehingga memungkinkan kita dapat
mengatur napas dan menahan napas, misalnya pada saat bicara atau makan.
2.2.2 Medula oblongata
Medula oblongata
terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan.
Pada medulla oblongata terdapat 2 kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory
Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory
Group (VRG) yang terletak pada ventralateral medulla. Kedua kelompok neuron ini
berperan dalam pengaturan irama pernapasan. DRG terdiri dari neuron yang
mengontrol serabut lower motor neuron yang mensarafi otot-otot inspirasi
seperti otot interkota interna dan diafragma untuk gerakan inspirasi dab
sebagian kecil meuron inspirasi akan berjalan ke kelompok ventral. Kelompok ventral (VRG) terdiri dari
neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada saat pernapasan tenang atau normal
kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutuhan ventilasi meningkat, neuro
inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan melalui rangsangan kelompok ventral.
Impuls dari neuron inspirasi kelompok ventral akan merangsang motor neuron
inspirasi kelompok ventral akan merangsamg motor neuron yang mensarafi otot
inspirasi tambahan melalui N IX dan N X. Impuls dari neuron ekspirasi kelompok
ventral akan menyebabkan kontraksi otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif. Sumber : rukiah Ay, yulianti L, maemunah H, susilawati Hl. Asuhan kebidanan 1. Jakarta: Trans info media; 2009.
Fb : akbid_ds@yahoo.co.id
www.akbid-dewisartika.com
Fb : akbid_ds@yahoo.co.id
www.akbid-dewisartika.com
0 Comments:
Post a Comment